Bagi orang awam, seni seringkali susah dipahami dan membingungkan. Tak heran banyak orang yang geleng kepala atau malah manggut-manggut saja ketika menonton pameran seni, terutama seni murni. Hal yang lebih ekstrem ditemukan pada pameran bercak darah menstruasi.
Selama seminggu, Pusat Kebudayaan dan Kesehatan di Quillota, Chile dihiasi oleh 90 buah lingkaran bordir yang tergantung dari langit-langit. Bukan hasil bordiran ataupun renda yang dipajang, melainkan darah menstruasi sang seniman bernama Carina Úbeda Chacana selama 5 tahun.
Tentu saja pameran ini menarik perhatian khalayak dan media. Ada begitu banyak reaksi bermunculan dari masyarakat, mulai dari pujian, penolakan, bingung, hingga jijik. Menurut Chacana, pamerannya ini dapat dikelompokkan ke dalam gerakan yang dikenal sebagai Menstrala.
"Saya rasa saya mengerti mengapa beberapa orang jijik akan seni menstruasi, sama seperti mereka jijik melihat seniman menggunakan cairan tubuh lainnya dalam berkarya," kata Guernica EJ Dickson yang menulis 3.500 profil Menstrala untuk majalah online seperti dilansir Medical Daily, Selasa (2/7/2013).
Dickson memandang bahwa menstruasi dianggap sebagai salah satu hal yang tabu dalam budaya. Berbeda dengan air muntah, air mani, atau kotoran, yang juga sama-sama kotor, darah menstruasi cenderung mengganggu banyak orang, umumnya kaum pria.
"Tak seorang pun ingin mendengar tentang hal itu, apalagi melihatnya. Wanita yang melakukan seni menstruasi menyodorkannya ke wajah orang-orang dan memaksa mereka untuk melihatnya. Saya tidak mengatakan bahwa semua seni menstruasi itu baik atau bahkan penting. Tapi Anda harus mengakui, ini cukup berani," terang Dickson.
Dalam pamerannya, Chacana menggantung kain yang menggambarkan bercak hitam darah menstruasinya dibingkai oleh bingkai bordir dari kayu. Lewat medium ini, dia ingin mensimulasikan proses ovulasinya. Di bawahnya tertulis kata-kata provokatif seperti 'Produksi', 'Buang', dan 'Hancur'.
Istilah Menstrala pertama kali diciptakan oleh seniman bernama Vanessa Tiegs yang memajang koleksi serupa. Ada sekitar 88 potong kain yang sudah dia kumpulkan selama 3 tahun. Sejak saat itu, seniman anti mainstream dan blogger mengadopsi istilah ini.
"Menstrala mengingatkan kita bahwa darah haid bukan tidak terlihat, tidak bagi perempuan. Darah menstruasi adalah satu-satunya darah yang tidak berkaitan dengan kekerasan," kata Dickson.
sumber:http://posterkini.blogspot.com/2013/07/hiiipameran-seni-ini-pamerkan-bercak.html
Selama seminggu, Pusat Kebudayaan dan Kesehatan di Quillota, Chile dihiasi oleh 90 buah lingkaran bordir yang tergantung dari langit-langit. Bukan hasil bordiran ataupun renda yang dipajang, melainkan darah menstruasi sang seniman bernama Carina Úbeda Chacana selama 5 tahun.
Tentu saja pameran ini menarik perhatian khalayak dan media. Ada begitu banyak reaksi bermunculan dari masyarakat, mulai dari pujian, penolakan, bingung, hingga jijik. Menurut Chacana, pamerannya ini dapat dikelompokkan ke dalam gerakan yang dikenal sebagai Menstrala.
"Saya rasa saya mengerti mengapa beberapa orang jijik akan seni menstruasi, sama seperti mereka jijik melihat seniman menggunakan cairan tubuh lainnya dalam berkarya," kata Guernica EJ Dickson yang menulis 3.500 profil Menstrala untuk majalah online seperti dilansir Medical Daily, Selasa (2/7/2013).
Dickson memandang bahwa menstruasi dianggap sebagai salah satu hal yang tabu dalam budaya. Berbeda dengan air muntah, air mani, atau kotoran, yang juga sama-sama kotor, darah menstruasi cenderung mengganggu banyak orang, umumnya kaum pria.
"Tak seorang pun ingin mendengar tentang hal itu, apalagi melihatnya. Wanita yang melakukan seni menstruasi menyodorkannya ke wajah orang-orang dan memaksa mereka untuk melihatnya. Saya tidak mengatakan bahwa semua seni menstruasi itu baik atau bahkan penting. Tapi Anda harus mengakui, ini cukup berani," terang Dickson.
Dalam pamerannya, Chacana menggantung kain yang menggambarkan bercak hitam darah menstruasinya dibingkai oleh bingkai bordir dari kayu. Lewat medium ini, dia ingin mensimulasikan proses ovulasinya. Di bawahnya tertulis kata-kata provokatif seperti 'Produksi', 'Buang', dan 'Hancur'.
Istilah Menstrala pertama kali diciptakan oleh seniman bernama Vanessa Tiegs yang memajang koleksi serupa. Ada sekitar 88 potong kain yang sudah dia kumpulkan selama 3 tahun. Sejak saat itu, seniman anti mainstream dan blogger mengadopsi istilah ini.
"Menstrala mengingatkan kita bahwa darah haid bukan tidak terlihat, tidak bagi perempuan. Darah menstruasi adalah satu-satunya darah yang tidak berkaitan dengan kekerasan," kata Dickson.
sumber:http://posterkini.blogspot.com/2013/07/hiiipameran-seni-ini-pamerkan-bercak.html