A - Z Tips Sehat Menghadapi Perubahan Iklim

Diposkan oleh Riki handoyo on June 20, 2013



(c) shutterstock
Vemale.com - Climate change? Bukannya  itu sooo last decade? Nope, dan Cosmo akan mengingatkan Anda betapa pentingnya untuk selalu waspada akan perubahan iklim yang berpotensi memengaruhi kesehatan Anda ini.
Apakah Anda menyadari kalau sekarang ini cuaca terasa kian panas? Atau hujan kian deras dan panjang? Hmm, yang terakhir ini tentunya gambaran akan banjir yang  melanda Jakarta (dan mungkin rumah Anda) Januari silam langsung terlintas di ingatan. Untuk refresh memori Anda, climate change terjadi karena produksi gas karbondioksida – sebagian besar dari pabrik dan mobil – yang berlebihan menumpuk di lapisan ozon sehingga memerangkap cahaya matahari yang membuat bumi ini kian panas, tapi hujan deras di momen berikutnya lantaran semakin besar juga penguapan air laut.
Tentu ada alasan lain mengapa bumi ini makin panas (maraknya pembangunan gedung berlapis kaca, penggundulan hutan, dan penggunaan AC adalah tiga di antaranya), tapi, hampir semua ilmuwan dan policy maker sepakat, climate change dipandang sebagai kontributor terbesar. Nah, bila tubuh Anda tidak siap menghadapi perubahan tersebut, maka bisa berdampak buruk pada kesehatan Anda. So, di artikel ini, Cosmo akan memaparkan segala yang perlu Anda ketahui untuk mencegahnya. Dan, sebagai bonus, pada saat yang bersamaan...you’ll be making this world a better – and healthier – lace, too!
  • Aktifkan diri untuk mencari tahu mengenai dampak yang disebabkan oleh climate change. Know what’s going on in YOUR world.
  • Belanja dengan tas belanja khusus. Di beberapa negara maju, penggunaan kantong plastik sudah dilarang. And there’s a pretty good reason for this: Plastik termasuk bahan yang sulit terurai di lingkungan. Kalau dibakar (seperti yang masih biasa dilakukan oleh sebagian besar  masyarakat Indonesia), maka gas karbondioksida (CO2) yang terlepas akan kian meningkatkan efek rumah kaca. Plus, asap hasil pembakaran plastik (yang mengandung rangkaian senyawa berbahaya) dapat menimbulkan risiko terkena kanker paru-paru.
  • Carbon footprint – what’s this? Tanpa Anda sadari, setiap hari Anda membawa mobil – atau motor – menuju kantor atau mal atau tempat hangout, kendaraan pilihan Anda akan mengeluarkan emisi CO2. inilah yang disebut jejak karbon. Your biggest carbon footprint? Pelesir ke luar negeri. Obviusly, peswat terbang memproduksi emisi CO2 terbesar. Well, you need your vacation, namun untuk hal kendaraan sehari-hari, Cosmo sarankan, go Commuter.
  • Donasi untuk organisasi konservasi lingkungan seperti Greenpeace atau WWF. Secara Anda pasti tak punya waktu blusukan ke hutan rimba atau mengampanyekan aksi peduli lingkungan ke masyarakat luas (luar Jawa), maka bantulah para aktivis dan relawan organisasi tersebut secara finansial. Apalagi kini dibuat kian mudah dengan sistem donasi autodebet yang bekerja sama dengan bank-bank terkemuka.
  • Earth Hour: Rayakan Hari Bumi yang jatuh pada 22 April dengan mematikan listrik Anda selama satu jam saja. Di tahun 2012, Earth Hour di Indonesia berhasil menghemat daya listrik sebesar 546 megawatt, yang bila dinominalkan, sama dengan Rp 800 juta! Cek www.earthour.org jika ingin tahu lebih jauh.
  • Fearless & Fabulous – in principles. Lihat saja supermodel Giselle Bundchen yang sangat concern dengan konservasi air bersih dan Natalie Portman yang menjadi  vegetarian setelah mengetahui “industri” peternakan hewan seperti sapi dan ayam merupakan salah satu kontributor emisi CO2 terbesar.
  • Gabung organisasi lingkungan. Kalau Anda rasa menyumbang saja tidak cukup, ini satu-satunya opsi, bukan? Atau, tiru aksi Rachel McAdams yang membuat situs greenissexy.org, Nadya Hutagalung dengan greenkampong.com atau Cameron Diaz (yang kerap dijuluki Queen of Green) yang pernah co-wrote buku manual berjudul Green Book.
  • Hemat energi, yang berarti mematikan seluruh sumber energi sebelum berangkat kantor dan sebelum tidur. Daningat, machine on standby akan tetap menyerap daya listrik. FYI, semakin besar konsumsi listrik Anda, maka semakin besar juga sumber daya alam (batu bara, minyak bumi, gas bumi) yang dikerahkan. Hal ini akan melambungkan tingkat polusi udara yang berpotensi mengganggu saluran pernapasan.
  • Imagine a better, cleaner, healthier future, untuk anak Anda, cucu Anda – you any that, right?
  • Jalan kaki, kemanapun (apabila memungkinkan). Tempat meeting ada di depan mata, tak perlu naik mobil atau kendaraan umum, kan? Selain bentuk olahraga termudah, dengan berjalan kaki Anda akan mengurangi carbon footprint.
  • Kurangi beban pencemaran udara di rumah dengan menggantikan produk-produk sarat kimia beracun seperti cairan pembersih atau pengusir serangga. Untuk pembersih, gunakan baking soda, lemon atau cuka putih. Sementara ganti cairan anti nyamuk dengan tanaman Zodia asal Papua yang konon sama ampuhnya dalam mengusir serangga.
  • Libatkan teman-teman dan keluarga. Yup, spread the word, tapi jangan dengan cara yang terlalu menceramahi atau ngotot ya, bisa-bisa nantinya Anda malah dianggap aneh. Do it (mostly) through action.
  • Napas yang baik dan benar sedalam-dalamnya. Ini akan memperkuat paru-paru Anda yang tugas utamanya adalah untuk menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. “Paru-paru adalah ‘tameng’ utama dalam tubuh untuk melawan toksin yang berada di lingkungan sekitar,” ujar Holger Schunemann, M.D., kepala peneliti tentang hubungan antara kapasitas paru-paru dan mortalitas. Kalau Anda suka jalan kaki atau bersepeda, gunakanlah masker wajah supaya asap kendaraan tidak mencemari tubuh Anda.
  • Olahraga, untuk alasan yang cukup jelas tentunya. Dengan rutin berolahraga, sistem kekebalan tubuh Anda akan semakin kuat menghadapi perubahan iklim yang drastis.
  • Print kertas bolak-balik. Bayangkan, sebuah pohon yang telah berumur puluhan tahun, ditebang, dijadikan kertas, dan, saat tiba di tangan Anda, digunakan untuk cetak dokumen, lalu setelah tak diperlukan lagi, dibuang begitu saja. Such a waste, right? Sekarang ini kerap terjadi penebangan pepohonan yang tidak bertanggung jawab, sehingga mengakibatkan minimnya ketersediaan udara dan air bersih.
  • Quit using styrofoam. Selain sulit terurai, menurut The National Bureau of Standards Centre for Fire Research di Amerika, pembuatan dan pembakaran styrofoam akan melepaskan 57 bahan kimia berbahaya ke udara. Dan, bila dijadikan container untuk makanan yang masih hangat, bahan kimia tersebut bisa meresap ke dalam makanan Anda. Enjoy your lunch, ladies!
  • Recycle, recycle, recycle. Pisahkan sampah yang bisa didaur ulang (karton, kertas, botol plastik, baterai) dan sampah basah. Untuk  jenis sampah yang terakhir ini, Anda bisa membuat lubang bipori di halaman rumah dan membuang sampah basah ke dalamnya untuk menyuburkan tanah di sekelilingnya (cek www.bipori.com). FYI, sampah basah yang dibakar akan melepaskan gas CH4 (yang lebih parah dari CO2) yang bisa menimbulkan beragam gejala penyakit pada manusia.
  • Sumber daya alam tak selamanya bisa diperbaharui. So, dengan sehemat mungkin menggunakan kendaraan dan listrik, Anda tak hanya menjamin kebersihan udara dan meminimalisir perubahan iklim, tapi juga melanggengkan pasokan sumber daya alam bumi!
  • Tanam pohon yang akan melepaskan lebih banyak oksigen bersih ke udara. Bahkan, berdasarkan riset Clean Air Study yang dilakukan oleh NASA, ada beberapa tanaman yang bisa menyerap gas beracun, seperti sansivera, lili paris, palem, crysanthemum, aglaonema, dan sri gading. Kalau Anda merasa sudah cukup pohon dan tanaman di rumah, ikutilah gerakan penanaman pohon bersama WWF yang bisa Anda cek di www.mybabytree.org.
  •  Uang elektronik sepertinya akan menjadi populer mulai tahun ini, dengan beberapa aplikasi smartphone memungkinkan Anda untuk pembayaran transaksi. Sarana busway pun sekarang telah menggunakan uang elektronik. Ingat, dear: Less paper, cleaner air.
  •  Vitamin, supaya tubuh Anda tidak gampang terserang penyakit. Walaupun kini semakin banyak orang mengandalkan suntikan vitamin cocktail untuk hasil instan, menurut Dr. Charlotte Neuman dari University of California, “Berhati-hatilah dengan vitamin A, E, D, dan K. Dalam bentuk tablet, saluran gastrointestinal tubuh, dengan selaput lendir pelindungnya, akan berfungsi sebagai filter sehingga mencegah risiko overdosis. Vitamin yang langsung disuntikkan ke darah berpotensi jadi racun. Plus, vitamin yang saya sebut sebelumnya termasuk non-soluble, jadi kalau berlebihan akan menumpuk di tubuh.” Solusinya? Andalkan cara alami dengan menyantap buah dan sayur mayur.
  • Wacana boleh saja terus dilakukan, tapi...do you still eat with a styrofoam, today?
  • Xpress yourself about your concerns, dan kini Anda memiliki beragam media untuk menyampaikannya, entah itu Twitter, Facebook, atau Path. The choice is yours.
  • Yes to making a positive changes in life. Kunjungilah www.change.org, sebuah situs di mana Anda bisa ikut mendukung petisi untuk menentang policy yang berpotensi merugikan lingkungan, seperti pembangunan mal dan jalan tol yang menurut studi justru akan semakin meningkatkan penjualan mobil di ibu kota.
  • Zzzz... Mengetahui bumi kita tercinta ini dalam kondisi yang lebih baik pasti akan membuat tidur Anda lebih nyenyak, kan? A blissfull seven hour beauty sleep – here we come!
sumber:
http://www.vemale.com/kesehatan/22746-a-z-tips-sehat-menghadapi-perubahan-iklim.html